sajak Assyifa Ilmi Auliya
Kepastian
Aku tahu kau menyayangiku
Kau tahu aku juga menyayangimu
Karena itu pasti
Aku tahu kau mencintaiku
Kau tau aku juga mencintaimu
Karena itu pasti
Kau sedih, aku sedih
Kau senang, aku senang
Itu pasti
Kau memberiku yang terbaik
Aku juga ingin memberi yang terbaik
Itu pasti
Aku tak mau kau pergi
Kau juga tak mau aku pergi
Karena kita saling membutuhkan
Itu pasti
Ku tau itu pasti
Iya, aku yakin akan kepastian itu
Karena kau sangat berarti bagiku
Karena aku juga sangat berarti bagimu
Itu pasti
Karena kau
Orangtuaku............
Sajak Milda Husnul Rosa
Kekecewaan yang mendalam
Kecewa...
Itulah yang pernah dialami oleh insan
Hati terasa hampa
Pikiran
Terasa tergoyah-goyah
Jiwa terasa sakit tak menentu
Kecewa ..
Hal inilah yang telah mengganggu kehidupan
Mengganggu tuk bermuajjah
Sulit rasanya tuk hilang
Sungguh menyakitkan
Kecewa..
Telah merogohi jiwa yang tenang
Merasuk ke dalam tubuh yang dingin
Menusuk darah yang mengalir
Sungguh kekecewaan yang mendalam
Sajak Nihayatul Mardliyah
Menulis
Seakan diserang sekelompok lebah
Ketika sebuah masalah datang bertubi-tubi
Seperti terbakar api
Hati ini merasakan perihnya dilema yang melanda
Namun secepat mobil balap
Rasa perih dan bingung itu hilang
Ketika tangan ini mulai menari-nari
Dengan sebuah pena dan secarik kertas
Ya...
Seperti yang sekarang aku lakukan
Menulis dan menulis
Walaupun terkadang aku tak mengerti
Apa yang aku tulis
Puisi.. ?
Menurutku tidak
Cerpen... ?
Tidak juga
Atau sebuah karangan?
Malah tidak sama sekali
Walaupun begitu aku tidak begitu peduli
Tentang apa yang aku tulis
Yang terpenting, hati ini terasa lega
Ketika aku dapat menulis
Menuliskan semua perasaan
Dan suasana hati yang ku alami
Untuk saat ini
Dan selamanya
Sajak Sakinatul Mardiyah
Ada Kamu
Di saat gelap menghampiriku
Ketakutan merasuki hatiku
Saat tak ada yang dapat kulihat
Cahaya kasihmu kan sinariku
Hingga aku dapat melihatnya
Saat pilu menghampiriku
Hingga luka tertoreh di hatiku
Saat api membakar batinku
Balutan kasihmu kan mengobatiku
Dingin embun kasihmu kan tenangkanku
Jangan kau takut, hiburmu
Saat terang berlalu
Takkan kau biarkan aku lemah
Saat hatiku terluka
Karena kau kan selalu di hatiku
Sajak Nobi Sizuka (Jeny)
Tentang Kau dan Aku
aku nggak pernah menghapus namamu di pikiranku
aku nggak pernah melupakanmu dari aktivitasku
aku akan menyimpan namamu di hatiku
aku akan di sampingmu, ketika kamu membutuhkanku
meskipun kita jarak jauh
kamu harus percaya denganku
bahwa kami akan selalu bersama dan selamanya
aku selalu mengingatmu
setiap menit, setiap jam, setiap waktu
kami selalu cerita bersama di saat waktu yang baik
di moment sebelumnya
aku selalu membuatmu bahagia
meskipun kami tidak bersama
and one again
we were two
but we are one now
and forever. I'll love you
Sajak Andina Firdaus
Aku Merindukan Dirimu
Lama tak bertemu denganmu
Rasa rindu pun muncul di hatiku
Ku rindu dengan senyumanmu
Ku rindu dengan wajahmu
Andai aku tahu
Sedang apa kau di sana
Andai kudapat bertemu denganmu
Sungguh senang sekali hatiku
Aku di sini merenung dan merenung
Merindukan dirimu
Sungguh kau sekarang ini
Segalanya bagiku
Hampir tiap malam
Aku terbayang-bayang dirimu
Aku sungguh rindu dirimu
Yang jauh dariku
sajak Ainur Rohma
Jauh
Bila aku berangan-angan kau ada disini
Itu wajar..
Tetapi jika aku ingin kau tepat dihadapan mataku
Itu tak mungkin
Jauh... itulah dirimu
Itulah keberadaanmu
Hingga aku hanya menunggu
Menunggu detik-detik waktu
Jauh... itulah yang kruasakan
Bagai pepohonan yang telah gersang
Bagai kehidupan yang pudar
Bagai melodi yang tak bersuara
Dan semua itu akan berakhir
Ketika kau memecahkan
Sekelompok kata yang kau janjikan
Saat dahulu kala. ..
Sajak Solehatul Ummah
Dari Matamu
Waktu demi waktu pun terus berjalan
Pertemuan itu pun ada
Walau terjadi tak sengaja
Rasa senang yang aku rasakan
Pun datang...
Dan rasa senang itu ingin aku dapatkan
Tiap jam, menit, maupun detik
Rasa senang itu selalu datang
Karena aku tak mau terkalahkan
Oleh apapun, siapapun dan kapanpun
Tapi.. rasa itu
Tak luar biasa
Tak lebih
Hanya seperti
Teman yang bertemu
Dengan teman lamanya..
Setiap waktu, kapanpun itu..
Disaat aku bertemu denganmu
Aku terus berfikir
Apa yang aku senangi dari dirimu ?
Dan semua itu terjawab
Yaitu ... dari matamu ...
Sajak Nurmalia Andriani
Separuh Hati yang Hilang
Awan mendung diwajahku tak dapat kusembunyikan
Tetes-tetes air mata kini jatuh membahasi pipiku
Hati ini tak lagi bisa menyembunyikannya
Sehingga air mata ini jatuh begitu saja
Ketika aku mendengar kau akan pergi
Jauh entah kemana kau pergi
Ketika itu juga kenangan akanmu melayang
Ingatan waktu kecilku memaksa keluar
Ingatan itu yang tak pernah lepas darimu juga
Tangisku tak dapat ku tahan lagi
Memori-memori indah tersimpan rapi di dasar otak
Kini hatiku bagai kehilangan sesuatu..
Kehilangan bagian yang ku simpan bagimu
Semakin lama ku tahan sakit ini
Semakin sakit hati ini
Kini tangisku tak ada guna lagi
Kau telah pergi
Entah kemana ku pun tak tahu
Waktu berjalan begitu cepat
Namun kau tak datang juga
Sajak Rr. Hazhiyah Zatalini
Isi Hati
Berkali-kali aku bersabar
Beribu-ribu aku maafkan
Sedetik pun tak pernah kuabaikan
Kau inginkan ini selalu kuwujudkan
Kau tak inginkan itu aku turuti
Tak pernah aku membantah maumu
Kepercayaan sayang dan cinta
Selalu hanya untukmu
Sedikit pun aku tak mau berprasangka buruk
Tapi kini kamu berubah
Sejak kita berdua berpisah
Kau mulai dustai aku kau mulai nakal di belakangku
Aku tahu kini aku hanya sahabatmu
Aku mengerti ini hanyalah masa lalu
Tapi tidak seperti ini kau lukai aku
Aku kecewa aku terluka
Maaf, maaf, maaf – hanya itu yang ada
Kau ucapkan setelah kau berdusta
Oh, dirimu yang di sana
Dengarlah isi hati yang kurasa
Aku hanya ingin kita kembali bersama
Menjalin silaturahmi sepanjang masa
Sajak Mu’hiddurrahman
Para rasul yang memilih jalan lain
Kantong kemolekan sekelebatan mata membuatnya meregang dialog
Mulai melepas satir penutup, hijab kemunafikan
Melucuti getir perasaan tali kekang para budak yang dituankan
Mengeluh, mendesah bukan karena kenikmatan yang mereka iklankan
Melainkan puncak klimaks ketidakpuasan akan indah satir molek bermanekin kebohongan
Naluri sahwat gratisme datang mengerumuni, mengirim para rasul tuk mencoba merasakan nikmat secara Cuma-Cuma
Bbahh...
Para rasul 9 dengan kungkungan kerangkeng
Munafik sudah bisa berakal dan
Berani melucuti satir molek itu
Meski harus mengibaskan pedang lentur yang
Memaksa menghilangkan mahkota dua rasul pendosa
Di malam yang dingin seperti bara kemarin,
Satu bidadari budak pun harus kedinginan,
Meregang. Menekuk lidah, telanjang dengan menonjolkan pengakuan
Kepalsuan karena
Terlucuti sudah satir itu
Sajak Fahrizal
Lorong
Ruang sempit memanjang ke depan
Menyempitkan pandanganku
Lantai ubin yang dingin
Merasuki cepat kakiku...
Binar-binar cahaya yang mengintip
Masuk dan menyinari
Memberikan kehangatan pada setiap orang
Di dalamnya
Udara yang menyelinap masuk
Melalui celah-celah kecil cendela
Memacu tekanan udara
Seperti hembusan angin musim kemarau
Yang mengelus halus menenangkanku
Seandainya dirimu seorang perempuan
Maukah kamu menjadi pacarku?
Sajak Azhar
Aku, kamu
Aku bukanlah kamu
Tapi semua milikmu milikku
Harus
Kamu merasa bagaikan aku
Tapi kamu hanya mirip aku
Bukannya persis aku
Aku bukanlah kamu
Yang selalu menginginkanmu
Tapi aku tidak butuh kamu
Karena aku bukanlah kamu
Aku...........kamu........
Kamu........aku.........
Tidak akan pernah bersatu.....
Sajak Regar
Hakim Negeri ini
Keberatan itu bisa dibeli
Jika itu kata hakim
Kebenaran sesuai peraturan
Jika itu kata ustadz
Apakah Indosesia seperti ini
Dihiasi orang-orang berpeci
Yang hanya dapat mempermainkan keadilan
Hakim apakah keadilah yang bisa kubeli?
Ya, kata sang hakim jika engkau punya uang
Ustadz apakah keadilan bisa kau permainkan?
Ya kata sang ustadz jika engkau berada di atas derajatku
INIKAH Indonesia?
Kebenaran dan keadilan berasal dari peraturan. Tapi semua itu hanya
Menjadi omongan belaka
Karena sesungguhnya kebenaran dan keadilan itu hanya dalam
Ucapan bukan perbuatan
Kapan Indonesia bisa makmur
Jika para pengurus seperti ini?
Kapan Indonesia bisa sadar
Kalau pengurus hanya memandang rakyat dengan pandang sebelah mata
Sajak Saiful Islam Al-Ghozhi
Anjing Berkalung Sorban
Apa anganmu bertanda dzikir
Bukankah sifatmu seperti rosul
Kuanggap kau pemimpin tapi bukan tuhanku
Tapi haruskah kau menjelma seperti tuhanku
Kemunafikan berada di bawah pecimu
Apa mungkin kau punya ekor di balik sarungmu
Bukankah air kencingmu juga najis
Haramku bukan berarti halalmu
Akankah diterima semua ibadahmu
Jika hanya menginginkan keadilan di neraka
Apakah kebijaksanaanmu bisa menumbuhkan
Biji rambutan di tanah nereka
Air suci pun najis jika terkena air liur keluhmu
Kamu memang haram tapi sok suci
Di hadapanku, kau mencabik-cabik
Dengan taring baca dan cakar besimu
Tapi di depan orang yang beriman kau patuh
Seperti hamba yang taat pada tuhannya
Sekarang, tertera jelas di atas dahimu
Memang kau anjing berkalung sorban
Sajak Haidar Ilhamy
Penyesalan
Awalnya aku melihat dengan semangat berkorban
Menaruh harapan dengan kepercayaan tinggi
Kumenuju ke sana dengan mengemban amanat besar
Tapi kutetap percaya kelak akan berhasil
Namun saat kumelangkah ke sana
Yang kulihat hanya kegelapan kelam
Dan raungan yang mengerikan
Dan monster pemakan kemunafikan
Cahaya yang kumimpikan hanyalah titik kecil
Yang jauh yang sulit kugapai
Kegelapan dan raungan itu terlalu kuat
Aku yang tak bersenjata terlalu lemah untuk menghadangnya
Penyesalanku sudah terlambat
Akhirnya kucoba tuk memilih cara lain
Yakni kabur dari kegelapan itu
Namun hal itu tidak juga membantuku
Akhirnya aku terseret kembali ke kegelapan itu
Dan harus berhadapan lagi dengan
Dengan kakiku yang lemah
Kucoba tuk menerjangnya
Mengakhiri keputusasaan ini
Dengan menjadikan penyesalanku sebagai kekuatan
Dan mencoba meraih cahaya yang hanya sebuah titik itu
Sajak Aldi Triyatno
Kopi Hitam
Bintang menutup senja
Tampakkanlah hitam putih arti kehidupan
Bibir kota bernyanyi riang
Ceritakan secangkir kopi hitam
Hanya seekor anjing jalanan
Sekadar mencari ceperan
Penuh tangis canda jeritan
Memupuk satu kebahagiaan
Pada semua binatang malam
Udara malam selimuti tubuhnya
Hanya berbalut kain hitam
Seperti kehidupan
Penuh tangis pada senyumnya
Dan mulai tersadar
Hanya sekadar anjing jalang
Sajak Ahmad Hanif Nugroho
Celoteh
Apakah ini yang kau anggap adil?
Apa ini kehendakmu?
Ataukah ini hanya aumanmu sebagai budak?
Kau hanya berani mengekor
Kau hanya berani berlindung di tameng rajamu
Tanpa mau bertindak sesuai dengan keadaan
Kau memang muda dan berpotensi
Tapi itu hanya dhohirmu, bukan batinmu
Apa kau orang pintar dari sekumpulan
Orang bodoh atau bahkan sebaliknya
Kau memang persetan bagi kaummu
Aku punya masalah, saya siap menghadapinya
Tapi setiap kau punya masalah kau
Malah lari terbirit-birit berharap
Lindungan rajamu
Kau berlagak jadi pemimpin’dari
Segerombolan rakyat jelata
Tapi rakyat jelata tidak selamanya
Orang bodoh yang seenaknya
Kau cabuli
Kehendakmu memang bukan kehendakku
Dan taimu juga bukan kehendakku
Atau taiku memang kamu
Dan hanya satu hal yang kuingat
Darimu
Kau memang ANJING BERKALUNG SURBAN
Sunday 8 May 2011
Sunday 1 May 2011
Sajak-sajak Indra Cahya L.
Mentari di malam hari
gemericik air di sungai
dihiasi dengan ikan-ikan kecil
lelaki baya mandi di sana
sambil berangan besok akan ke mana
diambilnya daun segar yang terbawa
dan jatuh dari rantingnya
karena tak mampu menahan belaian angin
yang keluar dari mulut buaya
akhirnya dia pulang ke rumah
di luar akan ada badai
lelaki itu merunduk kepala
airmata meneteskan harapan pada tanah
Mojokerto, 25 Februari 2011
gemericik air di sungai
dihiasi dengan ikan-ikan kecil
lelaki baya mandi di sana
sambil berangan besok akan ke mana
diambilnya daun segar yang terbawa
dan jatuh dari rantingnya
karena tak mampu menahan belaian angin
yang keluar dari mulut buaya
akhirnya dia pulang ke rumah
di luar akan ada badai
lelaki itu merunduk kepala
airmata meneteskan harapan pada tanah
Mojokerto, 25 Februari 2011
acara diskusi rutin komunitas arek japan (KAJ), Minggu, 1 Mei 2011. Pukul 13-00-14.30 WIB
diskusi yang kesekian komunitas arek japan (KAJ) dilakukan di Kandang Rejeki, jalan Pemuda nomor 56 Mojosari (depan SMPN 1 Mojosari, tepat di depan Lapangan Randubangu. Warung ini buka hari Senin-Jumat pukul 09.00-01.00 (dari pagi hingga menjelang pagi).Sedangkan kalau hari Sabtu buka 24 jam. Namun saat ini, hari Minggu masih tutup. Saat kami datang, sebenarnya warung ini tutup. Akan tetapi, mereka (para pemilik warung) yang notabene Slanker mengerti keberadaan kami kaum para pecinta sastra, sama-sama terasing dan dianggap masyarakat sebagai kaum orang aneh. Maka dari itu, kami diberi tempat untuk diskusi. Saat Fatoni (tetua Komunitas Arek Japan) bertanya kepada salah satu pemilik warung, mas Deni dan Mas Dino, mengatakan warung Kandang Rejeki bersedia memfasilitasi KAJ dalam berdiskusi. Bahkan tidak hanya itu, Kandang Rejeki juga berkenan memfasilitasi semua orang yang ingin mengembangkan kreativitas. Baik dari bidang, musik, teater, tari, sastra dan sebagainya.
Karena sambutan dari pemilik warung yang menyenangkan. Kami ingin diskusi ini berlanjut di tempat ini dan akan sering mengadakan aktivitas di sini. mungkin bagi Anda yang ingin mengadakan aktivitas di sini (Kandang Rejeki) bisa menghubungi mas Dani di nomor 087856573208 atau di flexy 0321 6125343.
Karena sambutan dari pemilik warung yang menyenangkan. Kami ingin diskusi ini berlanjut di tempat ini dan akan sering mengadakan aktivitas di sini. mungkin bagi Anda yang ingin mengadakan aktivitas di sini (Kandang Rejeki) bisa menghubungi mas Dani di nomor 087856573208 atau di flexy 0321 6125343.
Subscribe to:
Posts (Atom)