Ceritakanlah tentang sebuah cinta
Di bukumu, kau tempelkan foto-foto lelaki
seperti kancing-kancing yang melekat di bajumu
dari atas hingga bawah bahkan
di saku juga terkadang ada di atas bahu
membuka bajumu, aku bingung memilih kancing
yang mana akan kubuka terlebih dahulu. Kancing
di sakumu
tempat kau menyimpan lelaki
dari matamu
di bagian lain, entah siapa yang mendesain baju
sehingga begitu banyak
kancingnya, sedangkan hidup
harus memilih, seperti
warga yang merasa wajib mengeluarkan
suara untuk memilih pemimpin yang
kelak menipunya
ingatanku sangat lemah, kau tahu sendiri bahwa
aku sakit-sakitan, dan
kau takut bila sakitku kambuh.
Dan memilih memberiku cinta, tapi
tanpa tau, bahkan kau hanya
ingin membuat sebuah catatan tentang
cinta untuk kau ceritakan padaku
bahwa cinta akan melahirkan derita
Tuesday 20 October 2009
sajak akhmad fatoni
jauh
jauh sebelum kau menaburi tamanku dengan bunga-bunga
airmata, aku telah merasakan ketakutan
yang menjamah tubuhku ini
dengan hati yang tak lagi seindah
senyuman di bibirmu
jauh sebelum kau meninggalkanku
pesakitan telah bersemayam di tubuhku,
di kepalaku, dan kau datang membisikkan
suara yang lirih di telingaku
karena kau takut kebohonganmu
didengarkan telinga-telinga di sekelingmu
jauh sebelum kau menaburi tamanku dengan bunga-bunga
airmata, aku telah merasakan ketakutan
yang menjamah tubuhku ini
dengan hati yang tak lagi seindah
senyuman di bibirmu
jauh sebelum kau meninggalkanku
pesakitan telah bersemayam di tubuhku,
di kepalaku, dan kau datang membisikkan
suara yang lirih di telingaku
karena kau takut kebohonganmu
didengarkan telinga-telinga di sekelingmu
puisi-puisi akhmad fatoni
malam menjelang pagi
udara malam mulai terasa dingin,
sedingin hatimu sore itu
perlahan-lahan kau mengendap dari hidupku,
melahirkan kenangan semu
lalu diam-diam kau
menyuruhku membungkuskan kisah untukmu
tapi aku tak tahu tempat tinggalmu
sebab rumah tinggalmu bukan lagi di hatiku
udara malam mulai terasa dingin,
sedingin hatimu sore itu
perlahan-lahan kau mengendap dari hidupku,
melahirkan kenangan semu
lalu diam-diam kau
menyuruhku membungkuskan kisah untukmu
tapi aku tak tahu tempat tinggalmu
sebab rumah tinggalmu bukan lagi di hatiku
puisi-puisi
sajak Akhmad Fatoni
Sepucuk surat
: untuk si mungil
Jika mimpi akan tetap tertanam dalam batinku, engkau akan tetap terpatri dalam hatiku, meski ribuan wanita melamarku dengan keindahan dan kekayaan, aku akan tetap melepas rasa itu. walau bersemayam, hanya akan sekadar bersenandung. Sebab senyummu telah berakar dalam imaji membentuk siluet api yang menjaga wajahmu dalam hatiku. Sehingga tak seorang wanita pun akan mengantikan posisimu.
Dinda, mungkin kau tak akan pernah percaya dengan perasaan ini, tapi percayalah setitik sinar yang terpancar dalam mataku, yang akan mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu. Memang aku saat ini tak punya sesuatu yang akan menebar senyum dan rasa bangga di hatimu untuk kau wartakan pada bapakmu, juga pada ibumu.
Apalagi tentang kepolosanmu yang selalu membuat aku geli, dan menetaskan suka dalam sukmamu. Tentang bebulu yang menghiasi tubuhmu selalu membuat aku gemas dan meningkatkan adrenalinku.
Dinda, sejak Februari itu aku tak bisa melupakanmu, meski kini engkau telah menganggapku angin yang hanya bisa menyejukkanmu di saat penat dan gerahmu, asalkan kau tahu itu adalah semangat dalam hidupku.
Sebelum aku kau hapus dalam memori hidupmu, izinkan aku membuktikan bahwa aku bisa seperti banyak lelaki yang pernah kau lihat, kau kenal dan bahkan sempat akrap denganmu, sebab aku ingin membuatmu bahagia dari keringatku sendiri.
Surabaya, 25 Juni 2009
Sepucuk surat
: untuk si mungil
Jika mimpi akan tetap tertanam dalam batinku, engkau akan tetap terpatri dalam hatiku, meski ribuan wanita melamarku dengan keindahan dan kekayaan, aku akan tetap melepas rasa itu. walau bersemayam, hanya akan sekadar bersenandung. Sebab senyummu telah berakar dalam imaji membentuk siluet api yang menjaga wajahmu dalam hatiku. Sehingga tak seorang wanita pun akan mengantikan posisimu.
Dinda, mungkin kau tak akan pernah percaya dengan perasaan ini, tapi percayalah setitik sinar yang terpancar dalam mataku, yang akan mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu. Memang aku saat ini tak punya sesuatu yang akan menebar senyum dan rasa bangga di hatimu untuk kau wartakan pada bapakmu, juga pada ibumu.
Apalagi tentang kepolosanmu yang selalu membuat aku geli, dan menetaskan suka dalam sukmamu. Tentang bebulu yang menghiasi tubuhmu selalu membuat aku gemas dan meningkatkan adrenalinku.
Dinda, sejak Februari itu aku tak bisa melupakanmu, meski kini engkau telah menganggapku angin yang hanya bisa menyejukkanmu di saat penat dan gerahmu, asalkan kau tahu itu adalah semangat dalam hidupku.
Sebelum aku kau hapus dalam memori hidupmu, izinkan aku membuktikan bahwa aku bisa seperti banyak lelaki yang pernah kau lihat, kau kenal dan bahkan sempat akrap denganmu, sebab aku ingin membuatmu bahagia dari keringatku sendiri.
Surabaya, 25 Juni 2009
puisi-puisi
sajak Akhmad Fatoni
Tentang kau malam itu
Tentang kau malam itu,
yang diam-diam membuatku layu
seperti katamu, aku seperti kembang api
yang jika disulut tak akan berhenti.
Dan lama aku tak mememang tanganmu,
tangan yang hangat seperti selimut tebal
kesayanganku, pemberian ibu.
Kau banyak berubah, kulitmu sekarang
lebih cerah, mengingatkanku tentang bulan purnama
yang indah, dan menyejukkan jiwa
tapi wajahmu tak seperti dulu, kuyu
hampir mirip kucing di rumah yang selalu mengeong
meminta susu,
dan seperti itulah aku menilaimu, sama
seperti nilaiku raporku yang membuat aku menjadi malu.
Dan tentang kau malam itu,
Aku sedikit kecewa, sebab matamu, senyummu
Tak lagi seperti boneka-boneka yang lucu di kamar adikku.
Tentang kau malam itu
Tentang kau malam itu,
yang diam-diam membuatku layu
seperti katamu, aku seperti kembang api
yang jika disulut tak akan berhenti.
Dan lama aku tak mememang tanganmu,
tangan yang hangat seperti selimut tebal
kesayanganku, pemberian ibu.
Kau banyak berubah, kulitmu sekarang
lebih cerah, mengingatkanku tentang bulan purnama
yang indah, dan menyejukkan jiwa
tapi wajahmu tak seperti dulu, kuyu
hampir mirip kucing di rumah yang selalu mengeong
meminta susu,
dan seperti itulah aku menilaimu, sama
seperti nilaiku raporku yang membuat aku menjadi malu.
Dan tentang kau malam itu,
Aku sedikit kecewa, sebab matamu, senyummu
Tak lagi seperti boneka-boneka yang lucu di kamar adikku.
puisi-puisi
sajak Akhmad Fatoni
Di suatu pagi
Di suatu pagi,
Ku ingin menyebut namamu
Nama yang meruntuhkan langit jiwaku
hingga membuatku terjatuh di tanah kerinduan
Angin yang semilir datang membawa
kenangan-kenangan tumbuh di antara
puing-puing harapan yang mulai meluap
bersama wajahmu. Hingga kerinduan
itu pun bersemi di antara hati-hati yang gulana
di suatu pagi,
ku sebut namamu sebagai rintihan cinta
yang berlahan-lahan menjelma debu, dan
terselip di mataku.
Di suatu pagi
Di suatu pagi,
Ku ingin menyebut namamu
Nama yang meruntuhkan langit jiwaku
hingga membuatku terjatuh di tanah kerinduan
Angin yang semilir datang membawa
kenangan-kenangan tumbuh di antara
puing-puing harapan yang mulai meluap
bersama wajahmu. Hingga kerinduan
itu pun bersemi di antara hati-hati yang gulana
di suatu pagi,
ku sebut namamu sebagai rintihan cinta
yang berlahan-lahan menjelma debu, dan
terselip di mataku.
puisi-puisi
sajak Akhmad Fatoni
Sebuah perjalanan
1.
Malamku kian merah,
serupa darah yang mengucur dari jantungku
saat terbelah ketika aku memilih mencintaimu.
Warna yang tak pernah pudar itu,
seperti matahari yang ada di bibirmu,
yang selalu menyinariku di saat aku merindukanmu
2.
wahai burung-burung malam
yang selalu terjaga,
jagalah dia seperti kalian menjaga tirani malam
yang menghiasi liuk alammu
3.
ketika batinku letih,
Mentiung tak tahan akan goncangan rindu
Sebab di medio hidupku
Engkau adalah penghuni yang mencintai sepi
4.
Dan hanya dengan mimpi,
Aku akan menjemputmu.
Sebuah perjalanan
1.
Malamku kian merah,
serupa darah yang mengucur dari jantungku
saat terbelah ketika aku memilih mencintaimu.
Warna yang tak pernah pudar itu,
seperti matahari yang ada di bibirmu,
yang selalu menyinariku di saat aku merindukanmu
2.
wahai burung-burung malam
yang selalu terjaga,
jagalah dia seperti kalian menjaga tirani malam
yang menghiasi liuk alammu
3.
ketika batinku letih,
Mentiung tak tahan akan goncangan rindu
Sebab di medio hidupku
Engkau adalah penghuni yang mencintai sepi
4.
Dan hanya dengan mimpi,
Aku akan menjemputmu.
puisi-puisi
sajak Akhmad Fatoni
Dendang kenangan
Malam terasa amat panjang,
Sepanjang kata cinta
yang tak pernah bisa kutahu maknanya.
Berhari-hari sepi menggigil dalam hijau hatiku.
Tetapi senyummu tetap subur dan mengembang di hati ini
Sungguh demi mawar yang mencintai duri
Aku akan menahan rintik di pagi buta.
Sehingga aku bisa menatap wajahmu
Tanpa selimut dusta.
Dan di sana hanya ada aku dan kamu
Merajut benang-benang cinta
Dendang kenangan
Malam terasa amat panjang,
Sepanjang kata cinta
yang tak pernah bisa kutahu maknanya.
Berhari-hari sepi menggigil dalam hijau hatiku.
Tetapi senyummu tetap subur dan mengembang di hati ini
Sungguh demi mawar yang mencintai duri
Aku akan menahan rintik di pagi buta.
Sehingga aku bisa menatap wajahmu
Tanpa selimut dusta.
Dan di sana hanya ada aku dan kamu
Merajut benang-benang cinta
Subscribe to:
Posts (Atom)