Saturday 25 May 2013

De javu Kalung Bermata


Oleh: Jourdan Alexander Niagara
(Dimuat di Harian Radar Mojokerto, Minggu, 19 Mei 2013)
(Penyunting: Bagus Sambudi)

           Dari pintu kaca yang tembus pandang terlihat beberapa percikan cahaya melalui sela-sela kelopak mataku, banyak yang datang kesini entah untuk mencari barang sebagai pelengkap kecantikan atau sebagai hadiah. Untuk melamar  atau bahkan menyunting seseorang. Aku sangat disukai wanita. Entah itu berasal dari mana dan dengan cara apa mendapatkannya, mereka seolah tak peduli. Yang mereka percayai , aku adalah simbol dari keindahan dan kemewahan. Maka dari itu para perempuan-perempuan akan begitu menikmati pemandangan dari diriku, apalagi pahatan yang menggukir nama mereka dengan beberapa butir berlian di atasnya, pasti akan sulit untuk tidak tertarik kepadaku. Namun bagi para pria kebanyakan, aku tak lebih dari perhiasan yang bernilai mahal, yang pastinya sepadan untuk diberikan pada seseorang yang berharga dalam hidupnya.

Tergantung dan beralaskan karpet tipis berwarna merah dan sangat berkilau ketika sinar masuk membelai diriku. Ah, aku merasa sangat di perhatikan hingga jarang sekali debu menyelimuti kulitku, setiap hari tangan-tangan terampil memanjakan tubuhku. Tak jarang aku merasa seperti seorang ratu yang selalu diperhatikan oleh dayang-dayang.

Suatu hari, terlihat seorang pria gagah. Wajahnya tampan dengan rambut yang tampak rapi. Pria itu memakai setelan kemeja berwarna putih, berjas hitam dengan celana hitam yang terlihat garis setrikanya. Sepatu kulit mengkilap menghiasi kakinya. Pria itu kelihatan sangat elegan.  Dan beberapa saat kemudian, dia membuka pintu yang terbuat dari kaca bening.

Dan pertanyaan yang selalu hadir kembali tercuat dari diriku

“Siapa dia? Mau apa dia kemari? Apakah dia perampok? Tapi tampangnya tak seperti perampok. Ah, semoga dia adalah seseorang yang akan membawaku keluar dari lemari ini. ”

Setelah 20 menit ia berputar menghampiri satu persatu lemari kaca, dan tiba-tiba sebuah tangan meraih tubuhku dan membawaku keluar. Amat jelas kulihat wajah pria yang tadi masuk. Dia menatap ku amat dekat dan sesekali memutar-mutarkan tubuhku. Dan beberapa saat kemudian aku kembali ke sebuah tangan yang tadi mengambilku. Tangan itu dengan hati-hati memasukkanku kembali ke lemari kaca. Dan pria tadi, kulihat berjalan keluar  dengan senyum yang indah di bibirnya.

Beberapa hari kemudian, pria itu datang kembali ke tempatku. Bedanya dia hanya melihatku sejenak kemudian berkeliling. Aku benar-benar tak mengerti dengan apa yang dilakukan pria itu. Sampai seorang wanita cantik dengan gaun yang indah masuk dan menghampiri lelaki itu.  Aku tak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan karena aku di dalam sebuah lemari. Yang pasti dari wajah dan tindakan kedua orang itu, aku dapat melihat dengan jelas bahwa mereka adalah sepasang kekasih

Kedua orang itu mulai celingak-celingguk melihat apa yang ada di tempat itu. Namun dengan cepat si pria menunjuk kearahku. Kemudian mereka menghampiriku dan menampakkan wajah dan matanya tepat di depan kotak kaca di mana aku berada. Aku mulai penasaran dan tetap menatap mereka dengan mata tunggalku yang terbuat dari berlian yang berwarna biru.
Si lelaki itu mulai berbicara kepada salah satu dayang-dayang ku. Aku kembali bingung karena aku tak bisa mendengar apa yang mereka katakan. Sampai ketika aku dikeluarkan dan di coba oleh wanita tadi, baru aku sadar bahwa aku akan dibeli. Itu berarti aku akan pergi dari tempat ini. Menuju tempat yang entah. Dan tak butuh waktu lama aku sudah keluar dari toko itu. Aku masih bergelantung di leher wanita cantik tadi. Leher yang putih mulus. Dengan mataku tergelantung sampai belahan dadanya. Kemudian aku, wanita dan pria tadi masuk kesebuah mobil sedan bewarna silver.
Setelah sampai sebuah rumah beralamatkan elite Indonesian blok c no 19 mobil berhenti, tampak rumah yang megah. Rumahnya nampak sepi tak berpengguni, mungkin merekan pasangan muda yang baru menikah seminggu yang lalu .

Aku di bawa kekamar yang luas dan si wanita itu melepaskan jeratan lenganku yang terbuat dari mas 24 karat , ditaruhnya aku ke dalam kotak berwarna gelap yang ada dalam lemari kecil di meja rias.
Dia membiarkan kotak itu terbuka. Dan aku meliat wanita itu melepas gaun indah yang tadi siang ia pakai. Tiba-tiba pria tadi dari belakang datang dan menciumi setiap lekukan tubuh wanita itu , kemudian pria itu memeluk wanita itu dengan amat mesra .

Aku melihat kejadia itu berpikir, andai aku seperti itu dengan kekasihku mungkin dunia ini akan begitu indah  seindah gemerlap cahaya yang terpantul oleh mataku.
Berulangkali aku melihat kemesraan yang seperti itu, hingga lama-lama aku menjadi iri dan akhirnya aku jengkel pada pemandangan yang seperti itu .

***

Satu tahun aku bersama keluarga itu, tak terasa waktu begitu cepat berbutar. Sore itu mereka mendapat undangan dari teman kuliahnya dulu yang sekarang baru menikah, dan undangnya besok hari minggu pukul 07.00 malam. Mereka berencana untuk datang lebih awal. Mereka berangkat jam 06.30 dengan menaiki mobil sedan mewahnya itu 
Sampai di pertengahan jalan yang sepi mobil mereka jadi sulit dikendalikan, aku tak tahu pasti kenapa seperti itu, yang jelas mereka berhenti dan agak sedikit panik.

            Mereka hanya berdua dan tak ada siapa lagi kecuali hanya suara-suara binatang malam yang sering kali menyambut. Tak ada mobil atau pun motor yang lewat, lagi pula jalan itu jauh dari pemukiman warga . Dengan terpaksa si lelaki keluar dari mobil dengan perasaan yang agak sedikit was-was. Membawa senter kecil si suami itu perlahan melihat ban mobilnya yang ternyata sudah kempes.
            Tak lama setelah mengetahui ban mobilnya kempes, pria itu membuka bagasi untuk memasang ban serep. Belum selesai mengeluarkan ban serep dari bagasi,  tiga orang laki-laki berbadan kekar dengan membawa sebilah golok dan pistol keluar dari semak-semak. Dengan cepat para perampok mulai bergegas mengalungkan golok ke leher si lelaki itu dan memaksa si wanita untuk turun dari mobil. Karena saking takutnya wanita itu diam dan tak berbuat apa-apa. Para perampok itu tanpa pikir panjang memecahkan kaca mobil dan mengeluarkan dengan paksa wanita itu. Aku tak tahu kejadian apa yang terjadi berikutnya karena setelah aku ditarik dari leher wanita  itu, aku dimasukkan dalam sebuah kantong.

Setelah kantong terbuka, tiba-tiba aku sudah di tangan orang yang tinggi besar. Pasti merekalah para perampok yang mengambilku kemarin. Aku diserahkan ke seseorang yang lebih rapi tapi aku tak tahu siapakah dia. Mungkin dia adalah teman perampok itu atau bahkan dia adalah pimpinan dari perampok itu. Aku kembali dimasukkan ke sebuah kantong. Dan meski aku tak melihat, namun aku sangat yakin aku sedang di bawanya menuju suatu tempat yang entah. Dan setelah beberapa saat aku dikeluarkan kembali. Dan bedanya aku sekarang tidak di sebuah ruangan. Aku berada di sebuah tempat yang terdapat begitu banyak kapal yang bersandar. Aku berpindah tangan lagi. Kali ini keseseorang yang amat rapi. Orang itu lebih mirip dengan pria yang membawaku dari toko. Dan oleh orang itu aku di masukan di sebuah kotak yang terbuat dari ukiran kayu yang indah, setelah itu aku hanya merasa gelap.

            Sampai beberapa saat aku mulai merasakan guncangan-guncangan keras. Mungkin dari gerak ombak yang cukup besar. Lalu aku merasakan dengan tiba-tiba semua menjadi tenang. Namun entah kenapa tubuhku terbolak-balik seolah kotak kayu itu di buat mainan oleh anak-anak. Tanpa terasa, ruangan kotak kayu ini mulai terisi air sedikit demi sedikit hingga seluruh ruangan penuh oleh air yang asin . Setelah itu dengan sendirinya kotak yang berisikan air itu mulai terbuka dengan sendirinya. Aku terjatuh ke dasar laut yang dalam. Di situlah aku berdiam cukup lama. Bermacam-macam ikan mengkrubutiku. Karang-karang menemaniku.
            Entah berapa lama aku di sana namun tubuhku mulai terasa agak aneh ,muncul selaput-selaput hijau yang membuatku risih dan tak nyaman akan hal itu , dan mataku sudah tak sebening dulu , kini mataku mulai buram bewarna biru hijau kecoklatan .
Entah apa,  yang jelas aku tak begitu nyaman. Dulu aku yang seolah ratu yang selalu di manja. Dan aku yang terjaga kebersihannya oleh belaian lembut, semua kini menjadi jauh berbeda.

            Setelah tubuhku mulai gelap. Sesuatu yang aneh muncul. Sesuatu dengan cahaya yang menyorotku. Aku tak begitu jelas melihat, namun percayalah itu adalah sesuatu yang belum pernah kulihat dalam laut ini. Sesuatu itu memegangku kemudian membersihkan mataku yang tertutup. Mereka berbadan seperti manusia. Tapi ada benda lain yang menempel di punggungnya. Dibawanya aku ke permukaan, dan dari situlah aku tahu bahwa mereka memang manusia. Hanya saja mereka membawa alat bernapas di punggung mereka. Terdapat dua kapal kecil yang menghampiriku setelah aku tiba di permukaan. Kemudian, setelah aku naik ke atas kapal itu, aku di semprot oleh air yang tak terasa asin tapi pahit, dengan sikat  halus aku dibersihkan, terutama tepat di kepala mataku. Aku merasakan sedikit geli, namun itu yang membuatku nyaman.
           
            Setibanya aku di daratan. Aku di naikan ke mobil pick up yang dikawal oleh beberapa orang yang mengaku penegak hukum. Aku di bawa ke suatu tempat yang tak asing bagiku. Di situ ada las api, cetakan, bejana tanah liat dan sejumlah kalung, cincin atau perhiasan lain. Dan benar, disinilah perhiasan dilahirkan. Hingga seseorang datang menebusku dengan menunjukan beberapa pucuk surat dan amplop yang mungkin itu berisikan beberapa uang.
            Aku di bawanya ke sebuah ruangan yang penuh dengan cermin dan kaca yang menghiasi dan sebuah lemari kaca yang beralaskan karpet merah tipis nan lembut .
Dari pintu kaca yang tembus pandang terlihat beberapa percikan cahaya melalui sela-sela kelopak mataku
 Terlihat seorang pria gagah. Wajahnya tampan dengan rambut yang tampak rapi. Pria itu memakai setelan kemeja berwarna putih, berjas hitam dengan celana hitam yang terlihat garis setrikanya. Sepatu kulit mengkilap menghiasi kakinya. Pria itu kelihatan sangat elegan.  Dan beberapa saat kemudian, dia membuka pintu yang terbuat dari kaca bening.

Tentang Penulis:
Jourdan Alexander Niagara, bergiat di Komunitas Arek Japan (KAJ). Menulis cerpen dan puisi. Puisinya masuk dalam 40 puisi terbaik pada Festival Bulan Purnama Mojopahit (KBMP) 2013.






No comments:

Post a Comment