Wednesday 10 March 2010

Dewan Kesenian Surabaya Siap Bangkitkan Ludruk

Dewan Kesenian Surabaya Siap Bangkitkan Ludruk
Sabtu, 6 Maret 2010 | 14:42 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com —Dewan Kesenian Surabaya siap membangkitkan kesenian ludruk yang merupakan perpaduan antara lawak dan sandiwara yang mengandung unsur kritik. ”Kami siap (membangkitkan ludruk), tapi kami masih menunggu turunnya anggaran dari Pemkot Surabaya,” kata Ketua DKS Sabrot D Malioboro di Surabaya, Sabtu (6/3/2010).
Menurut Ketua DKS periode 2009-2014 itu, Wali Kota Surabaya sudah menjanjikan dana hibah untuk pengembangan DKS sebesar Rp 100 juta per tahun yang diberikan sebesar Rp 25 juta per triwulan. ”Kalau memang triwulan, bulan ini seharusnya sudah ada pencairan dana hibah itu, padahal kami sudah mempunyai program untuk pengembangan sejumlah komunitas kesenian, termasuk ludruk,” katanya.
Bahkan, kata ketua yang terpilih sejak 18 Februari 2009 ini, lembaga yang dipimpinnya sudah menyiapkan acara besar untuk menyambut HUT Surabaya pada akhir Mei mendatang. ”Meski begitu, komite sastra dan seni rupa sudah rutin menggelar diskusi karya-karya terbaru pada setiap bulan. Kalau anggaran turun, kami akan berikan dana untuk mereka,” katanya.
Ditanya tentang pengurus DKS yang tidak aktif, ia menyebutkan, hanya sekitar 15 persen dari 17 pengurus yang tidak aktif, tetapi aktivitas seniman memang tidak terjadwal. ”Kalaupun ada yang tidak datang ke Sekretariat DKS, mereka umumnya telepon ke saya. Contohnya, mereka bilang sedang ada pameran bersama di luar Jatim,” katanya.
Senada dengan itu, Ketua Bengkel Muda Surabaya Farid Syamlan, yang juga Sekretaris II DKS, mengatakan, kepengurusan DKS dalam kurun setahun memang berupaya memperoleh anggaran dari Pemkot Surabaya.
”Tapi, mungkin rekan-rekan DKS belum terbiasa bekerja secara organisasi sehingga pemberdayaan sanggar dan komunitas seniman yang menjadi kewajiban DKS terkesan ’mandek’ (terhenti),” katanya.
Peneliti ludruk, James L Peacok (1963-1964), mencatat, di Surabaya terdapat 594 grup ludruk, tetapi pada 1980-an diperkirakan tinggal sekitar 20 grup.Pemain ludruk yang cukup dikenal di Jatim adalah Markeso, Kartolo, dan sebagainya. Sedangkan pendobrak kesenian ludruk yang dikenal, antara lain, Cak Durasim.
http://oase.kompas.com/read/2010/03/06/14422549/Dewan.Kesenian.Surabaya.Siap.Bangkitkan.Ludruk

Sumber: Pesan dari FB Majalah Kidung

No comments:

Post a Comment