Friday 24 December 2010

Sajak-sajak Indra Cahya L.

Hadirlah Ibu

Sederas hujan airmata yang kau cucurkan
di saat tak mampu menghapus kerinduan,
seperti getah kamboja kau rasakan di saat
ia tak kunjung dating
Kau yakin bulan tak datang setiap
malam tapi kau ingin ia datang
di saat malam dihantui suara petir
bersama hujan angin yang akhirnya banjir
Aku iri Tuhan…
Aku iri dengan siang yang selalu disinari
oleh matahari walaupun mendung kadang dating
menutupi. “Itu katamu” itu katamu di dalam
kamar yang tampak redup dengan jendela
yang sudah tertutup.
Kau selalu berangan, bisa memberikan
Pengabdian padanya, memeluknya
Seperti pelukan embun kepada daun
Yang selalu dating di pagi hari, atau
Pelukan awan kepada gunung di
Saat mendung
Harapanmu…Tuhan akan menyampaikan
Rintihan hati dan hadirkan dia untuk
mengisi sunyi yang kian mendalam setiap hari

Anjing dan seorang putri

Kulihat bulan yang bersinar darimu
Kuharap mampu menyinari gelapnya hatiku,
dan membangkitkan semangat yang membangkitkan
hidup di saat cahayaku sedang redup
Canda, tawa dan senyummu
Membawaku terbang ke dalam angan
yang mengisahkan tentang keindahan
cinta antara putrid dan pangeran
yang hidup di sebuah kerajaan.
Sikapmu yang lembut dan suaramu
yang manja telah menghapuskan
luka lama yang mengenalkanku
pada resah dan kecewa
Aku berharap suatu saat dapat menggenggam
cintamu dan
membawa terbang ke atas
langit, aku biarkan di sana agar semua
tahu betapa pentingnya kamu di hatiku
Namun itu tidaklah munghkin
Karena seekor anjing tidak akan
Bisa bersanding dengan putrid yang
tinggal di istana. Di mana dinding
terbuat dari doa, beratap dzikir
dan selalu di jaga malaikat-malaikat
Impian itu telah sirna di saat
sadar siapa aku dan siapa engkau
langit dan bumi akan bersatu
namun dunia akan hancur

Biodata:
Indra Cahya L. lahir dan tinggal di Mojokerto. Bergiat di Komunitas Arek Japan (KAJ).

No comments:

Post a Comment