Jawaban dari Alam
Lidahku terikat
Tak mampu aku melempar kata
di saat membaca berita yang mengabarkan
derita dari sebuah bencana
gugur awan panas
gugurkan cita-cita anak cucu kita
yang tak ditemui di saat bencana
sedang melanda
Pijar menghantam fajar
Surya yang hendak pulang
Kau suguhkan kenangan yang tak terlupakan
Kenangan yang merobek hati di setiap nurani
Yang kini tiada pasti
Rintihan di setiap telinga
menuju ke ujung dada di saat Engkau
telah murka
gemuruh ombak kian menerpa
lukisan tangan dosa di kegelapan
di saat alam menerjang jadikan hamparan,
hamparan yang tak menyisakan bangunan
rumah setara tanah
tanah yang menopang jutaan jiwa
tak mampu berdaya menahan amarah
yang hanya bisa meronta-ronta
dan hanya bisa meronta
Keraguan
Benarkah yang kurasakan ini
Keraguan mendekam di hati
yang membuatku lupa diri
termenung di dalam kamar yang sepi
ditemani dua bayangmu
yang tiada pasti
terlintas di pikiranku
saat engkau mengucap janji suci
dari bibirmu yang merah dihiasi
dengan kata-kata yang indah
namun sulit dimakna
benarkah tidak atau iya
jarak yang membentang
menggoyangkan cintaku di saat engkau
jauh dariku
bersama dan terus bersamamu
mendirikan bangunan cinta di mana kita berdua
melukis cinta di dalam dindingnya
bercumbu, bercanda dan bahagia
atau dinding hanya kau jadika tutup
penghianatanmu di mana aku tak tahu itu
karena bangunan cintaku teramat tinggi
sungguh aku tak pernah mengerti
apa maksud di hatimu
tersimpan dan hanya kamu yang tahu
aku atau masa lalumu
Biodata:
Indra Cahya L. lahir dan tinggal di Mojokerto, bergiat di Komunitas Arek Japan (KAJ).
No comments:
Post a Comment